Cinta Istri, Sopir Angkot Wujudkan Cita-citanya Lewat Perpustakaan Keliling
Muhammad Pian Sopian |
Kisah dimulai dari Muhammad Pian Sopian yang berprofesi sebagai penarik angkot jurusan Soreang sampai Terminal Leuwipanjang, Bandung Jawa Barat.
Siapa sangka pria yang sudah berkecimpung selama 15 tahun sebagai penarik angkot ini, akhir-akhir ini menjadi buah bibir baik untuk kalangan seprofesinya atau pun para penumpangnya sendiri.
Angkot kesayangannya yang sedikit tampil beda dengan dipepakinya rak belakang mobil dengan setumpuk buku bacaan.
Ujarnya ini dilakukan ketika sang istri meminta disediakan buku-buku kecil diangkotnya, akhirnya tanpa pikir panjang ia menyanggupinya.
Elis Ratna Suminar yang merupakan istri Pian begitu panggilan akrabnya pria penarik angkot ini.
Kebiasaan sang istri yang sering keliling kampung memberikan pendidikan terutama bagi masyarakat yang minim perhatian edukasi,
Hanya dengan bermodalkan uang Rp 300.000 semuanya terwujud dalam untaian rak angkot belakang milik kerabatnya.
Berisi menu bacaan mulai dari novel, kesehatan, agama, sampai ranah politik disajikan berjajar sebanyak 26 buku dalam sebaris rak belakang angkot.
Koleksi buku sang istri sebagai guru honorer cukup banyak dan sering tak terpakai, lantas kenapa tak kita manfaatkan saja.
Ujarnya ini bertujuan agar penumpang tak merasa bosan selama menaiki angkot miliknya, maklum saja perjalanan dari Soreang sampai Leuwipanjang yang jauh terlebih saat macet membuat setiap mood penumpang turun drastis.
Karena ulahnya juga sopir berusia 36 tahun ini memanen pujian atas apresiasinya terhadap dunia pendidikan Indonesia, walaupun hanya langkah kecil tapi sangat bermanfaat.
Setiap hal baru pasti ada pro dan kontra banyak yang mendukung banyak juga yang kurang suka, ejekan teman sesama sopir yang kurang mengapresiasi kerap pria ini rasakan.
Walaupun demikian selama niatnya baik kenapa tidak?
Selain itu ternyata ada hal unik selama narik angkot, Pian merasakan minat baca masyarakat sudah mulai menurun.
Terbukti beberapa penumpang banyak yang lebih senang bermain ponsel pintar miliknya, ketimbang sekedar hanya membuka halaman buku.
Miris memang melihat kenyataan ini, tercatat hanya berjumlah tak lebih dari 5 orang pembaca yang mau melirik koleksi buku miliknya.
Walaupun demikian Pian yang mencoba mewujudkan impian sang istri memiliki perpustakaan sudah sedikit terealisasi walaupun hanya sebagian kecil.
Sang istri memang sangat menginginkan memiliki perpustakaan sendiri disekitar rumahnya, profesi istri sebagai pengurus perpustakaan SD Cisalak menjadikan dirinya dan Pian tahu betul dengan seluk beluk dunia baca ini.
Oleh karenanya impian keluarga kecil ini sulit terwujud lantaran terganjal dana, penghasilan Pian sebagai sopir angkot yang berkisar Rp 100.000 per hari ditambah dengan sang istri yang hanya Rp 800.000 membuat keluarga ini harus berusaha lebih keras lagi.
Terlebih dengan beban cicilan angkot yang harus dilunasinya selama 2 tahun ke depan sebesar Rp 3000.000.
Kendati demikian kami tidak akan menyerah dan yakin pasti ada jalan dan yang bisa saya lakukan hanya bekerja lebih keras lagi.